Menag Yaqut: Nyepi dan Ramadhan Jadi Momen untuk Introspeksi Diri

Read Time:2 Minute, 18 Second

gospelangolano.com, Jakarta Menteri Agama (Menag) Yakut Cholil Qoumas mengatakan Hari Raya Nyepi 2024 yang bertepatan dengan Ramadhan merupakan momen introspeksi bagi masyarakat yang merayakannya.

Bagi umat Hindu melakukan Catur Brata Penyepian yaitu: Amati geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak suka menghibur/menikmati).

Sedangkan umat Islam berpuasa di bulan Ramadhan.

“Catur Brata Penyepian adalah saat yang baik untuk refleksi bagi umat Hindu. Ramadhan juga merupakan saat yang baik untuk refleksi bagi umat Islam. Jadi keduanya adalah waktu untuk belajar mandiri,” kata Yakut, Senin, 11 Maret. Agama. 2024.

Apalagi bagi umat Hindu dan Muslim, momen ini juga merupakan momen untuk menghormati ritual dan tradisi.

Yaqut mengatakan, dalam semangat introspeksi, sikap saling menghormati sangat penting karena adanya perbedaan ekspresi keagamaan. Hari raya Nyepi menyerukan keheningan, sedangkan Ramadhan penuh dengan ekspresi siar (agitasi).

“Mari kita saling menghormati dalam menjalankan ritual salat dan tradisi keagamaan kita masing-masing,” lanjut Yaqut.

Diketahui hari ini, pada tanggal 11 Maret 2024, Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1445 H atau hari pertama puasa menjadi Senin, 11 Maret 2024. Sementara itu, pemerintah menetapkan tanggal 1 Ramadhan pada Selasa, 12 Maret. 2024. ditetapkan sebagai

Pemerintah menetapkan Ramadhan 1445 H/2024 H menjadi Selasa, 12 Maret 2024. Keputusan ini berdasarkan keputusan rapat isbat (penetapan) 1 Ramadhan 1445 Hijriah yang dipimpin Menteri Agama Yaqut Cholil Kumas.

Rapat Isbat sepakat menetapkan 1 Ramadhan 1445 H pada Selasa 12 Maret 2024, kata Yaqut usai rapat Isbat penetapan 1 Ramadhan 1445 H pada Minggu, 10 Maret 2024, dalam jumpa pers. .

Yakut mencatat, berdasarkan pemaparan tim Ritab Rukyat Kementerian Agama, ketinggian hilal di seluruh Indonesia adalah -0°20′ 01″ (-0,33°) dan di atas ufuk pada ketinggian 0°. 50′ .01″ (0,83°).

— Dengan sudut kemiringan 2 derajat 15 menit 53 detik dan 2 derajat 35 menit 15 detik, — lanjut Yakut.

Faktanya, posisi hilal di Indonesia pada awal Ramadhan 1445 H tidak memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Kementerian Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Kita tahu, pada tahun 2021 Menteri Agama anggota MABIMS menyepakati kriteria baru yaitu tinggi hilar 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Kementerian Agama kemudian melakukan ruqyah di 134 titik di Indonesia, namun tidak ada perukya yang bisa melihat hilal.

“Kami mendengar laporan sejumlah jamaah hilal yang bertugas di bawah sumpah dari Aceh hingga Papua. Dari 134 titik, belum ada satupun wig yang bisa melihat hilal,” ujarnya didampingi Wamenag. . Menteri Bulan Baru. Dekan Saiful Rahmat Dasuki, Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi, Ketua MUI KH Abdulla Jaidi dan Dirjen Kepemimpinan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin.

Adanya perbedaan pendapat di masyarakat dalam menandai awal Ramadhan, kata Yaqut, merupakan hal yang wajar dan tidak boleh mengganggu persatuan dan persaudaraan.

“Boleh-boleh saja berpendapat. Tetap saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai toleransi untuk menciptakan lingkungan yang nyaman,” tutupnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post RSCM Harapkan Dunia Kesehatan Indonesia Jadi Lebih Baik Usai Pemilu 2024
Next post Pelajar di Tangerang Gelar Aksi Protes Usai Dugaan Adanya Tindakan Cabul Oknum Guru