Kementerian ESDM dan KLHK Rumuskan INET-ZERO, PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan

Read Time:2 Minute, 10 Second

gospelangolano.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) saat ini tengah menyusun dokumen proyek Aksi Terpadu di Sektor Energi dan Kehutanan serta Tata Guna Lahan Lainnya (INET-ZERO). Dalam penyusunan dokumen INET-ZERO dilakukan kunjungan studi ke kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau PLTP Kamojang.

“Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama-sama mendirikan INET-ZERO, dan Pembangkit Listrik PLTP Kamojung menjadi rujukan kajian pengelolaan keanekaragaman hayati dan pengelolaan sosial lingkungan di kawasan tersebut,” ungkapnya. Agus Kahyono, Kepala Pelayanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM di Jakarta (17/4/2024).

Agus mengatakan proyek INET-ZERO merupakan kegiatan yang didukung oleh Global Environment Facility (GEF) dan bertujuan untuk memperkuat kerja sama antar organisasi dan mendorong investasi untuk mencapai tujuan Net Zero yang positif terhadap alam berdasarkan komitmen internasional untuk mengekang perubahan iklim. dan Memerangi Keanekaragaman Hayati (CBD) dan Degradasi Lahan (UNCCD).

Tim Penyusun Dokumen INET-ZERO yang terdiri dari KLHK dan UNDP Kementerian ESDM melakukan kunjungan lapangan ke PLTP Kamojang pada tanggal 15 Maret 2024.

Dalam pemaparannya, analis lingkungan hidup P.T. Pertamina Geothermal Energy (PGE) Silva Taskia mengatakan PLTP Kamojang di Indonesia sangat didukung oleh aspek keseimbangan alam.

Apalagi kawasan Kamojung merupakan salah satu kawasan yang bisa dimanfaatkan untuk energi panas bumi secara spesifik dan pasti bisa diandalkan keberlanjutannya.

“Di kawasan PLTP Kamojang, kegiatan pembangkitan listrik didukung oleh alam dan diimbangi dengan pengelolaan sosial dan lingkungan. Kegiatan proyek yang berbasis kerusakan lingkungan pasti tidak ada apa-apanya,” ujarnya.

Tingkat keberlanjutan PLTP Kamojang tercermin dalam proyek pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan di PGE pada tiga bidang utama: keanekaragaman hayati dan pengembangan masyarakat; Pusat Informasi Tata Guna Lahan dan Panas Bumi; dan unit produksi hidrogen hijau.

Di bidang keanekaragaman hayati dan pengembangan masyarakat, PGE memiliki program bernama Keanekaragaman Hayati yang melibatkan masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lainnya. Di antaranya pendirian Pusat Konservasi Elang Kamojung (PKEK) pada tahun 2014, Program Edu-Nursery Plant dan Lingkungan Kerja Panas Bumi (WKP), serta pengembangan Inovasi dan Kajian Keanekaragaman Hayati di Pusat Informasi Panas Bumi.

Di media sosial, PGE memiliki program CSR unggulan bernama ‘Neng Alley’, yang meliputi: Kopi Geotermal, Ranger App, Signal Kita, Green Power Conservation, Ebun Mall, Badan Lingkungan Hidup Bandung dan KWT Makersari, semua kegiatan yang melibatkan lingkungan hidup Masyarakat di kawasan Kamojung.

Di sisi lain, di bidang konsumsi langsung, kopi geotermal menjadi sorotan selama tur. Tempat dimana PGE akan menyediakan fasilitas dryhouse panas bumi bagi petani kopi lokal.

“Pemanfaatan energi panas bumi di Kamojung tidak hanya membawa manfaat ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat, namun juga telah diekspor hingga Jepang,” ujar Hendrik Kurniawan Sinaga, Area Manager PGE HSSE.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post 5 Resep Ayam Woku Khas Manado, Lezat dan Menggugah Selera
Next post Sheemar Rilis Lagu Puncak Tertinggi dan Getar, Tenteng Pengalaman Saat Beranjak Remaja