Kate Middleton Singgung Jalani Kemoterapi Preventif, Ahli: Itu Bukan Istilah Medis

Read Time:2 Minute, 54 Second

gospelangolano.com, Jakarta memberitakan, Kate Middleton, salah satu anggota keluarga kerajaan Inggris, mengidap penyakit kanker meski jenisnya belum terungkap.

Princess of Wales mengungkap kondisinya dalam video yang diposting pada Jumat, 22 Maret 2024. Sebelumnya publik mempertanyakan keberadaan Kate yang tak terlihat publik sejak Natal.

Masih banyak yang belum terungkap dalam video tersebut, seperti jenis kanker apa yang dideritanya. Informasi terbaru diberikan Istana Kensington bahwa sang putri menjalani operasi perut pada Januari lalu.

Kate mengatakan dalam video tersebut: “Saya menjalani operasi bypass lambung besar-besaran pada bulan Januari di London dan pada saat itu dianggap bukan kanker.

“Operasinya berhasil. Namun, tes setelah operasi menunjukkan adanya kanker. Jadi tim medis saya menyarankan saya untuk menjalani kemoterapi preventif dan saya sekarang dalam pengobatan tahap pertama.

Sayangnya, penjelasan mengenai pengobatan tersebut dinilai masih belum jelas bahkan oleh para ahli.

“Kemoterapi ‘pencegahan’ bukanlah istilah medis,” Misag Karimi, MD, ahli onkologi medis di Hope Orange County Lennar Foundation Medical Center di Irvine, California, mengatakan kepada Verywell Health Selasa (26/3/2024).

“Kemoterapi dapat diberikan sebelum atau sesudah perawatan lain.”

Misag menambahkan, yang dimaksud Kate dengan kemoterapi preemptif kemungkinan adalah kemoterapi adjuvan yang bisa diberikan setelah operasi.

Tujuannya untuk menyasar dan menghancurkan sel kanker yang belum rusak akibat pengobatan utama. Hal ini mengurangi kemungkinan kambuhnya kanker, ujarnya.

Kate menjalani operasi pada bulan Januari untuk mengangkat tumor yang kemudian berubah menjadi kanker, namun kemoterapi mungkin diresepkan untuk menjaganya bebas kanker, tambah Missag.

Richard de Carvajal, MD, wakil dokter, mengatakan: “Bahkan jika prosedur untuk menghilangkan kanker, seperti pembedahan, berhasil, perawatan pencegahan atau terapi tambahan mungkin direkomendasikan untuk mengurangi risiko kembalinya kanker dan meningkatkan peluang kelangsungan hidup. . .” CEO dan Direktur Onkologi Medis di Northwell Health Cancer Institute.

“Pengobatan ini bisa berupa kemoterapi, imunoterapi, terapi hormon, dan lain-lain,” ujarnya.

Ada juga beberapa obat kanker “kemo-pencegahan” yang khusus diresepkan dalam dunia medis, tambah Richard.

Kemoprevensi bertujuan untuk mengurangi risiko kanker atau kekambuhan kanker. Beberapa jenis kanker yang bisa dicegah dengan cara ini adalah kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker prostat. Obat untuk mencegah kanker payudara

Soltamox (tamoxifen) dan Evista (raloxifene) dan dua jenis modulator reseptor estrogen selektif (SERM) tersedia untuk mencegah perkembangan kanker payudara.

Obat-obatan ini disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mencegah kanker payudara invasif pada individu berisiko tinggi berusia 35 tahun ke atas.

Ada juga Arimidex (anastrozole) untuk pencegahan kanker payudara pascamenopause.

Sementara itu, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), mulai dari aspirin hingga Celebrex (celecoxib), tersedia untuk mencegah kanker usus besar.

Obat-obatan ini menjanjikan dalam mencegah kanker usus besar dan mengurangi risiko polip, meskipun buktinya tidak meyakinkan. Obat untuk mencegah kanker prostat

Ada juga obat berbahan dasar finasteride dan dutasteride untuk mencegah kanker prostat. Kedua obat ini termasuk dalam golongan obat yang disebut penghambat alfa-reduktase.

Obat ini sedang dipelajari untuk mengurangi risiko kanker prostat. Obat-obatan ini mencegah konversi hormon yang terkait dengan kanker prostat menjadi dihidrotestosteron (DHT) ketika kadar testosteron tinggi.

Diagnosis Kate bertepatan dengan meningkatnya angka kanker yang mengkhawatirkan di kalangan dewasa muda.

Secara khusus, kanker saluran pencernaan meningkat pesat pada orang dewasa di bawah usia 50 tahun, dengan kanker payudara, tiroid, dan usus besar menjadi jenis kanker yang paling umum.

Dalam laporan tahun 2024, American Cancer Society menyebut kanker usus besar dan rektum sebagai kanker paling umum pada orang di bawah usia 50 tahun. Sebab, penyakit ini menyebabkan lebih banyak kematian dibandingkan sebelumnya.

Belum jelas mengapa penyakit ini meningkat di kalangan generasi muda, namun para peneliti yakin kombinasi faktor gaya hidup seperti mengonsumsi makanan olahan, kurang tidur, dan kurang olahraga mungkin berperan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Rampungkan Transaksi dengan TikTok, GOTO Siap Gelar Buyback Saham
Next post Wulan Guritno Sepakat Cabut Gugatan ke Sabda Ahessa, Alasan Sudah Damai