10 Modus Penipuan di Facebook dan Cara Menghindarinya

Read Time:3 Minute, 56 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Facebook adalah salah satu jejaring sosial yang paling banyak digunakan di dunia. Statista menyebutkan bahwa Facebook saat ini digunakan oleh lebih dari 3 miliar pengguna di dunia.

Setiap hari pengguna mengunggah berbagai hal di media sosial besutan Mark Zuckerberg ini.

Karena banyaknya pengguna, demografi pengguna Facebook pun beragam. Termasuk masyarakat yang belum terlalu memahami keamanan digital.

Faktanya, semakin banyak pengguna suatu layanan digital, semakin besar kemungkinan kejahatan dunia maya dapat disamarkan dengan berbagai cara.

Kejahatan dunia maya yang menargetkan konsumen berkisar dari phishing, janji donasi palsu, penipuan yang menargetkan kerugian finansial, pencurian identitas, dan kebocoran data pribadi.

Berikut Tekno gospelangolano.com rangkum 10 metode penipuan dan kejahatan siber di Facebook serta cara menghindarinya, Kamis (15/2/2024) dikutip Gizchina. 1. Phishing

Penipuan phishing bertujuan untuk mendapatkan informasi sensitif korban mulai dari detail login, detail kartu kredit, atau data pribadi dengan cara memancing korban ke situs palsu.

Dalam penipuan phishing, korban dibuat seolah-olah menerima pesan atau pemberitahuan yang pada akhirnya mengundang mereka untuk mengeklik tautan berbahaya atau laman palsu. Yang bila diklik justru akan memberikan data rahasia kepada pihak ketiga.

Untuk menghindari metode ini, pengguna perlu memeriksa keaslian pesan dan sebisa mungkin menghindari mengklik link tersebut. 2. Hadiah palsu

Siapa yang tidak suka dengan janji hadiah atau bingkisan dari selebritis? Namun Anda juga perlu berhati-hati.

Pasalnya, para penipu kerap menggunakan cara hadiah palsu untuk memikat korban yang tergiur dengan iming-iming hadiah tersebut, padahal mereka hanya menginginkan keuntungan pribadi. Misalnya saja mendapatkan like, share atau informasi pribadi dari korban.

Agar tidak terjebak seperti ini, sebaiknya pengguna bersikap kritis dan skeptis terhadap berbagai iming-iming reward gratis yang ditawarkan. Jadi, selalu pastikan bahwa entitas yang memberikan hadiah itu asli sebelum tergoda untuk berpartisipasi.

Pernahkah Anda mendengar kisah orang kulit putih yang mencari cinta di Facebook dan jatuh cinta pada korbannya? Padahal, pria dalam kisah asmara itu hanya menginginkan uang dari korbannya. Mod ini sering terlihat di media sosial.

Untuk menghindarinya, berhati-hatilah saat berkomunikasi dengan orang asing secara online dan jangan pernah mengirimkan uang ke “kencan” yang Anda ketahui dari media sosial.

Perlu Anda ingat juga, jika ada seseorang yang meminta uang kepada Anda dari kencan online, padahal Anda belum pernah bertemu dengannya, Anda patut mewaspadai hal tersebut. 4. Menyamar sebagai sebuah keluarga

Metode penipuan lain yang mungkin dilakukan adalah dengan membuat profil palsu untuk penipu. Misalnya berpura-pura menjadi teman, anggota keluarga, atau tokoh masyarakat untuk mendapatkan uang atau mengungkap informasi pribadi korban.

Cara penyerangan ini kerap memanfaatkan rasa percaya dan kekeluargaan agar korban percaya dan akhirnya memberikan uang.

Untuk menghindarinya, pastikan Anda selalu mengecek identitas orang yang berinteraksi dengan kita di media sosial, khususnya Facebook.

Penyebaran misinformasi dan berita palsu seringkali membuat konsumen mempercayai misinformasi sebagai fakta.

Modus ini kerap menggunakan headline yang sensasional untuk menarik perhatian korbannya.

Untuk menghindari misinformasi dan berita bohong, pastikan Anda selalu mengecek kredibilitas sumber berita yang kita baca. Apalagi jika kita ingin membaginya kepada orang lain. 6. Penipuan Clickbait

Penipuan clickbait sering kali menggunakan berita utama yang sensasional untuk mengelabui pengguna agar mengeklik tautan atau mengarahkan mereka ke situs web berbahaya.

Penipuan ini mungkin menjanjikan konten unik untuk menarik pengguna agar mengekliknya.

Jadi, untuk menghindari clickbait, selalu berhati-hatilah saat mengklik link. Pastikan informasinya benar sebelum mengkliknya.

Aplikasi berbahaya yang diunduh dalam bentuk apk seringkali berbahaya bagi pengguna. Metode penipuan ini adalah dengan menginfeksi perangkat pengguna dengan malware, spyware, dan perangkat lunak berbahaya.

Aplikasi jahat ini kemudian meminta akses ke berbagai data pengguna tanpa persetujuan pengguna.

Untuk melindungi diri Anda dari aplikasi berbahaya ini, pastikan Anda selalu mengunduh aplikasi dari sumber tepercaya. Misalnya saja dari Google Play Store atau App Store. 8. Penipuan berdasarkan investasi palsu

Penipuan investasi palsu menyasar konsumen dengan menjanjikan keuntungan besar, padahal sebenarnya investasi palsu.

Penipuan ini kemungkinan besar melibatkan perusahaan investasi palsu, skema Ponzi, atau penipuan kripto demi keuntungan penipu.

Untuk menghindari penipuan menggunakan metode investasi palsu ini, lakukan riset dan gali informasi dengan cermat dan konsultasikan dengan pakar keuangan tepercaya sebelum menginvestasikan uang atau berbagi informasi keuangan secara online.

Penipuan berbasis survei sering kali menjanjikan insentif atau imbalan kepada korbannya, sebagai imbalan atas data pribadi untuk tujuan “penelitian”.

Jenis penipuan ini dapat mengumpulkan informasi sensitif untuk pencurian identitas atau mengarahkan pengguna ke situs web jahat yang berupaya mengumpulkan informasi pribadi korban.

Untuk menghindari hal ini, berhati-hatilah saat memberikan informasi pribadi secara online dan periksa validitas survei sebelum berpartisipasi. 10. Peretasan dan Phishing

Peretasan akun dan phishing melibatkan akses tidak sah ke akun pengguna Facebook dengan mencuri kata sandi, rekayasa sosial, pesan pribadi, atau data pribadi yang disimpan di akun yang diretas.

Untuk menghindari peretasan jenis ini, pastikan Anda selalu menggunakan kata sandi yang unik dan kuat, aktifkan metode keamanan otentikasi dua faktor, dan waspada jika terjadi sesuatu yang tidak wajar pada akun Facebook Anda.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Ancaman Kebutaan Mengintai! 111,8 Juta Penduduk Indonesia Berisiko Glaukoma di Tahun 2040
Next post Toyota Indonesia Sukses Terapkan Beragam Teknologi Digital