Viral Seorang Pengusaha Ngamuk karena Penisnya Menyusut

Read Time:1 Minute, 40 Second

Jakarta – Seorang pengusaha mengklaim prosedur pembesaran penis yang gagal menyebabkan penisnya mengecil, kasusnya mengambil tindakan hukum untuk menangkap dokternya.

Menurut Daily Mail, pada Selasa, 16 Januari 2024, Ilter Turkmen, seorang bankir kaya raya dari Tekirdag, Turki, mencari jasa Dr. Haluk Soylemez memperbesar penisnya menjadi 4,7 inci. Dalam dokumen hukum, pihak Turkmen menegaskan bahwa Dr. Soylemez mengkonfirmasi adanya peningkatan setidaknya 1,1 inci dalam panjang dan 1,1 inci dalam diameter, menurut media lokal.

Namun, laporan menunjukkan bahwa sistem yang diterapkan pada Januari 2022 telah menyebabkan bencana, meninggalkan anggota tubuh Turkmenistan yang terluka.

Alih-alih peningkatan dua inci yang diharapkan, Turkman mengklaim operasi tersebut membuat kejantanannya menjadi 4,3 inci. Bank yang marah itu kini menuntut ganti rugi sebesar 500.000 lira atau sekitar Rp 258 juta.

Dokter mengembangkan metode kedua untuk mengobati pendarahan dan membatasi cedera setelah mencoba memperpanjang kejantanan Turkmenistan.

Namun warga Turkmenistan mengklaim dia masih merasakan sakit parah akibat operasi yang dikatakan telah dia jalani, yang menghambat kemampuannya untuk berjalan selama sebulan.

Dalam gugatannya, warga Turkmenistan tersebut berpendapat bahwa operasi yang gagal tersebut tidak hanya menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, tetapi juga melumpuhkan organ reproduksinya yang sudah membesar dengan bekas luka yang terlihat.

Namun, Dr. Soylemez membantah klaim Turkmenistan dan menegaskan kepada pengadilan: “Tidak ada kesalahan dalam prosedur yang saya lakukan.

Tim pembelanya berpendapat bahwa karena struktur anatomi pasien, terdapat risiko bahwa operasi tidak akan menghasilkan tambahan atau di bawah rata-rata tinggi badan.

Dr. Soylemez juga membantah membuat janji khusus kepada pasien mengenai panjang atau ketebalan, dan membantah klaim bahwa ukuran penis Turkmenistan menyusut setelah operasi.

Pembela berargumen bahwa permintaan kompensasi Turkmenistan berlebihan dan menggambarkannya sebagai upaya untuk mendorong ketidakadilan.

Gugatan tersebut berbunyi, “Penggugat menerima banyak tagihan dari dokter lain. Mengklaim biaya tersebut sebagai kompensasi material atas perawatannya adalah tidak berdasar, ditujukan untuk pengayaan yang tidak adil, dan tidak dapat diterima. Pada saat artikel ini ditulis, kasus ini masih berlanjut. Ruben Onsu menjalani pemeriksaan medis. tes sebanyak 48 kali, diduga ada yang aneh pada penyakitnya. gospelangolano.com.co.id 21 April 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Apakah Portofolio SNBP 2024 Boleh Diunggah Kembali di SNBT?
Next post Indonesia Rentan Serangan Siber, IBM: Perusahaan Harus Waspada Identitas Curian dan Phishing