Prof Ridha: Bahaya Gadget Ancam Generasi Muda Indonesia

Read Time:2 Minute, 29 Second

Medan – Inisiator Proyek Alat Kesehatan Indonesia (GGSI), Profesor Dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K), mengingatkan penggunaan gawai secara berlebihan berdampak buruk bagi kesehatan. Selain itu, jumlah pengguna smartphone terbesar di Indonesia juga berasal dari kalangan anak muda.

Hal itu dibuktikan Profesor Ridha saat membagikan alat kesehatan di hadapan ratusan mahasiswa baru di kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) di Jalan SM Raja, Medan. Ia menjelaskan, penyebab utamanya adalah penggunaan peralatan yang salah.

Ridha mengungkapkan, penyalahgunaan alat tersebut disebabkan cara penggunaannya. Hal ini menyebabkan leher menjadi bengkok. Leher harus menanggung beban berat dalam waktu yang lama.

Kemudian gejalanya muncul kembali. Tidak hanya sehari, sebulan bahkan bertahun-tahun, bisa menyebabkan kerusakan pada tulang leher atau saraf terjepit di leher.

Profesor Ritha menyayangkan banyak generasi muda yang menjalani kondisi ini sebagai pewaris bangsa. Namun saat ini Indonesia sedang menghadapi bonus demografi. Ketika jumlah penduduk produktif lebih banyak dibandingkan penduduk non-produktif, “Saat ini hanya dua dunia yang menikmati bonus demografi: Indonesia dan India. Kalau bisa dimanfaatkan dengan menghasilkan generasi yang berkualitas. Indonesia juga akan masuk lima besar dunia,” kata Ridha pada Rabu, 20 September 2023.

Lebih lanjut Ridha mengatakan jika yang terjadi adalah suatu generasi menjadi lumpuh karena penggunaan gawai yang tidak tepat dan berlebihan. Apa yang akan terjadi akan menjadi bencana demografi yang nyata.

“Untuk itu, kita harus lebih cerdas dalam menggunakan peralatan jika ingin Indonesia menghasilkan generasi yang berkualitas, yaitu generasi yang cerdas, bermoral, berbudi pekerti yang baik, serta memiliki kesehatan jasmani yang baik, kata Ridha.

Untuk itu, Profesor Ridah mengingatkan mahasiswa baru Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) akan bahaya yang menanti generasi baru dalam lima tahun ke depan.

Bahaya yang dibicarakan pria yang berprofesi sebagai ahli bedah saraf ini adalah saraf di leher. Akan timbul gejala rasa berat di bahu, leher kaku, dan kesemutan di tangan. dan terbangun dengan gelisah

“Biasanya orang tua yang berusia 50 tahun ke atas akan mengalami kondisi ini. Namun kini hampir semua umur mulai merasakannya,” jelas Ritha.

Kalau gejala awalnya masih bisa diobati di meja operasi Katanya kalau dibiarkan saja dan terus berjalan. Yang terjadi adalah tangan dan kaki menjadi lumpuh. Seks sudah tidak ada lagi bagi pria. Buang air besar dan buang air kecil tidak terasa atau terlewatkan.

“Tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya. Dan tidak ada operasi yang bisa menyembuhkannya secara total. Dan yang ada berakibat pada kecacatan,” kata Profesor Ridha.

Sebelum menutup proyek tersebut, Prof. Ridah menegaskan kepada para santri bahwa Menjadi pintar, mempunyai akhlak dan budi pekerti yang baik DAN mempunyai badan yang sehat bukanlah sebuah pilihan. Tapi itu adalah sebuah kewajiban.

“Karena kita tahu dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan kita sudah tidak bisa bersaing dengan negara lain. Tapi juga bersaing dengan negara lain seiring dengan mulai terbukanya Indonesia. Dan persaingan dengan mesin mulai menggantikan peran manusia, katanya, kata Ritha.

Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini: 10 tips mencegah kekerasan siswa di sekolah. Untuk mencegah kekerasan di lingkungan sekolah, guru, orang tua, dan siswa dapat mengikuti anjuran berikut: gospelangolano.com.co.id 25 April 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post PSSI: Proyek Naturalisasi Pemain Keturunan Bikin Pemain Lokal Tak Bisa Bersantai
Next post Deretan Rumor Sebelum Kate Middleton Umumkan Kanker, Dibunuh Hingga Diselingkuhi