Menkes Budi Ingatkan Orangtua Tiap Bulan Timbang Anak untuk Cegah Stunting

Read Time:1 Minute, 49 Second

gospelangolano.com, JAKARTA, Untuk menurunkan stunting, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadekan mengingatkan para orang tua agar setiap bulan membawa anaknya ke posiando atau puskesmas untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan.

Sehingga Anda bisa melihat apakah pertambahan berat badan dan tinggi badan sudah sesuai atau belum sesuai grafik Kartu Menuju Sehat (KMS). Jika tidak terjadi peningkatan yang signifikan, intervensi segera dapat dilakukan.

“Jika tidak terjadi peningkatan berat dan tinggi badan, perlu dirujuk ke puskesmas,” kata Budhi saat memperingati Hari Gizi Nasional di Peringatan Nasional, Jakarta Pusat, Minggu 2024. Pada 28 Januari, mengenai Antara.

Di puskesmas, orang tua dapat bertemu dengan dokter dan ahli gizi untuk meminta nasihat dalam meningkatkan tinggi dan berat badan anaknya. Anak juga diberikan makanan tambahan untuk pertumbuhannya.

Dalam kesempatan tersebut, Buddy juga menyampaikan bahwa setelah enam bulan pertama, bayi hanya mendapat air susu ibu (ASI) dan setelahnya diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Salah satu zat gizi yang sebaiknya diberikan sejak awal MPASI adalah protein hewani. Menteri Kesehatan Budi mengatakan, saat memberikan makanan jangan lupa berikan protein hewani agar segera terserap.

Protein hewani, terutama dari ikan, merupakan nutrisi lengkap yang dapat memacu tumbuh kembang bayi. Zat gizi mikro pada ikan bermanfaat untuk tumbuh kembang otak anak.

Sebagai negara maritim yang 70 persen wilayah daratannya berada di lautan, Indonesia mempunyai akses yang mudah terhadap sumber protein hewani yang berasal dari ikan.

Ikan yang digunakan tidak perlu mahal atau impor. Ikan lokal yang dapat menjadi referensi penyiapan makanan pendamping ASI yang dapat mencegah berkembangnya pembusukan yaitu ikan teri, tongkol, tongkol, lele dan lele.

Ia mengatakan, kita harus memastikan anak-anak tidak menderita gizi buruk.

Indonesia masih mempunyai masalah stunting atau gizi buruk kronis, hingga tahun 2022 angkanya masih 21,6 persen. Sedangkan target Indonesia pada tahun 2024.

Kekurangan ini tidak hanya berkaitan dengan lambatnya perkembangan fisik anak, namun juga menjadi penyebab otak anak tidak berkembang dengan baik. Keterlambatan perkembangan mental dapat mempengaruhi kemampuan kognitif anak dan mempengaruhi pembelajaran, sehingga dapat berujung pada buruknya prestasi akademik.

Individu akan merasakan dampak jangka panjang dari stunting dan malnutrisi kronis hingga masa mudanya. Stunting dan kondisi malnutrisi lainnya seringkali dianggap sebagai faktor risiko terjadinya masalah kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan kematian akibat infeksi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Sebelum Meninggal, Melitha Sidabutar Bilang: Hidup Aku Bukan Milik Aku Lagi!
Next post Gempa Taiwan Melumpuhkan Produsen Chip Terbesar Dunia, Apa Dampaknya?