Belum Lama Putus Sudah Punya Pacar Lagi, Ini Alasan Pria Lebih Cepat Move On

Read Time:2 Minute, 20 Second

gospelangolano.com, Jakarta Tidak jarang melihat seseorang memiliki pasangan baru dalam beberapa bulan setelah putus cinta. Jika Anda perhatikan, pria bergerak lebih cepat.

Dilihat dari hasil survei Match’s Singles in America, memang benar kalau pria cepat move on dan lupa putus.

Penelitian tersebut melibatkan 5.000 pria dan wanita dan menemukan bahwa separuh pria mengalami menopause dalam waktu satu bulan, sedangkan rata-rata wanita membutuhkan waktu empat bulan untuk melewatinya.

Mengapa hal itu terjadi?

“Pria tidak selalu didorong atau dilatih untuk mengomunikasikan perasaan mereka seperti halnya wanita, sehingga hubungan sering kali memiliki peran berbeda bagi pria,” kata psikolog klinis berlisensi dan penulis Shall I Stay or Shall I Go? kata Ramani Durvasula, penulis . Ph.D., Glamour melaporkan pada Minggu, 17 Maret 2024.

Laki-laki yang bergerak cepat mungkin memiliki kemampuan untuk memisahkan diri. Dalam artian mereka bisa menganggap hubungan lama sebagai bagian dari masa lalu dan memandang kencan baru sebagai sesuatu yang baru dan berbeda.

Pakar hubungan Katia Loisel mengatakan pria lebih mungkin untuk move on dari suatu hubungan dibandingkan wanita.

“Pria sering kali menggunakan stres atau penolakan sebagai mekanisme penanggulangan setelah kejadian stres dan putus cinta. Ini bisa berarti langsung berkencan atau memulai hubungan baru,” kata Loisel kepada Body and Soul.

Menurut David Clough, seorang terapis pernikahan berlisensi dan pemilik Skylight Counseling Center di Chicago, tidak mengherankan jika pria lebih cepat pulih dari perceraian dibandingkan wanita. Tindakan dan fakta tidak selalu sama.

“Apa yang tampak sebagai kemajuan pesat mungkin menutupi kesedihan,” kata Clough.

Ia pun mengatakan, pemisahan tersebut tidak perlu dilakukan secara cepat.

“Bagi kebanyakan dari kita, lebih sehat meluangkan waktu untuk memproses kehilangan, kesedihan, dan patah hati daripada melupakannya terlalu cepat,” katanya.

Loisel memperingatkan bahwa pria yang bergerak terlalu cepat mungkin memiliki respons yang lebih lambat terhadap serangan jantung.

Loisel berkata: “Orang sering berpindah dari satu hubungan ke hubungan lain tanpa mempertimbangkan perasaan dan emosinya.

Perilaku yang tertunda bisa berkembang menjadi masalah dalam hubungan di masa depan, seperti keintiman, komitmen, atau perasaan negatif, katanya.

Menurut Loisel, saat kita menjalin hubungan romantis atau selingkuh, tubuh melepaskan berbagai bahan kimia seperti dopamin, serotonin, dan norepinefrin. Hal-hal ini dapat membuat kita merasa baik dan bahagia untuk sementara waktu, sehingga membantu kita menghilangkan depresi.

Namun, meskipun hal ini tampak seperti pengobatan stres dan serangan jantung, seringkali hal ini hanya tinggal menunggu waktu saja. Emosi dan masalah yang belum terselesaikan dari hubungan masa lalu dapat muncul kembali dalam hubungan dan kehidupan baru.

Durvasula menegaskan, tidak ada urgensi untuk move on setelah putus cinta. Habiskan waktu ini untuk melakukan hal-hal baik seperti berbicara dengan teman, menjaga diri sendiri, dan menghabiskan waktu bersama orang-orang baik.

“Kamu tidak bisa terburu-buru patah hati,” katanya.

Durvasula menambahkan, lebih baik menyembuhkan diri sendiri dengan kebenaran daripada terus menerus berbohong.

“Tidak ada waktu yang tepat untuk pulih dari putus cinta,” kata Clough.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post XL Axiata Hadirkan Kampanye WeAreMoms di Bulan Ramadan, Rilis Paket Internet Mulai dari Rp 3.000
Next post Kongres APTIK ke-41 Bahas Kerapuhan Mental di Kampus dan Era Disruptif