Bahaya Mana, Bully Fisik atau Bully Kata pada Anak?

Read Time:1 Minute, 38 Second

gospelangolano.com, Jakarta Jika melihat statistik Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2014, sangat miris melihat 19 kasus kekerasan di sekolah. Jumlah ini berdasarkan pengaduan langsung melalui media dan email. Menurut KPAI, kejadian pelecehan bermacam-macam. Mulai dari pelecehan hingga penganiayaan yang mengakibatkan cedera fisik.

“Ancaman luka fisik mungkin masih bisa ditemukan buktinya. Tapi kata bullying bisa sangat berbahaya bagi anak karena sekolah sulit sekali menemukan kebenarannya. Apalagi anak kurang mau mengakuinya. Orang tua atau Guru. Jadi anak jadi korban bullying. Tetap diam dan takut akan pembalasan sampai mereka dewasa,” kata Sekretaris KPAI Maria Advanti kepada gospelangolano.com, Jumat (28/3/2014). .

Sementara itu, Psikiater Anak dan Keluarga, Nina S.Psi., M.Si (Nina) mengatakan dampak kekerasan yang dialami anak, baik fisik maupun verbal seperti memukul atau menendang, berdampak negatif terhadap tumbuh kembangnya. .

“Bullying secara fisik maupun verbal, keduanya bisa berdampak buruk terhadap tumbuh kembang anak. Bullying secara fisik juga bisa merugikan dan memberikan dampak psikologis pada anak. Namun sepertinya ada buktinya. Dan bisa ditindaklanjuti oleh guru atau orang tua. terhadap pelakunya.” “Ancaman adalah kata yang sama,” kata Nina.

Nina melanjutkan, Bullying sangat bersifat emosional dan psikologis serta sulit dibuktikan. Bagi yang mengalami hal ini, sebaiknya orang tua mengajaknya bicara dan menanyakan bagaimana perasaannya, sakit, marah, sedih, dan lain-lain.

Nina berkata, “Terakhir, harus ada yang mengawasi lingkungan sekolah. Usahakan ada sudut yang sepi di mana ada orang yang mengancam orang lain. Jadi tidak boleh ada CCTV kecuali hanya guru sekolah yang ada di sana.”

Selain itu, tambah Nina, sekolah hendaknya mengembangkan kegiatan kelompok, seperti mengerjakan tugas secara berkelompok. Namun tidak baik bagi anak untuk menentukan kelompok temannya. Itu semua tergantung pada gurunya. Sangat ideal bagi guru untuk memahami dinamika kelompok sehingga anak dapat akur.

Sedangkan di rumah, bagaimana cara orang tua mengasuh anaknya? Caranya dengan menggunakan teknik parenting yang baik, seperti memperhatikan ucapan anak, mengenali kelebihan dan kekurangannya, serta memberinya kesempatan untuk mengatakan apa yang salah. Itu salah satu caranya. Anak-anak. Untuk menyatukan mereka.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Cristiano Ronaldo Tak Terbendung di Liga Arab Saudi
Next post Presale NFT Ghozali Everyday Edisi Kedua Dibuka, Termurah Rp2,6 Jutaan