4 Hal yang Bikin Pasien Diabetes Lebih Disarankan untuk Batalkan Puasa Ramadhan, Salah Satunya Tidak Sahur

Read Time:2 Minute, 20 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Penderita diabetes bisa berpuasa di bulan Ramadhan jika berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Jika diperbolehkan, penderita kencing manis atau pengidap kencing manis sebaiknya berpuasa dengan benar dengan menghindari pola makan yang salah.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam RS Eka Bekasi Melisa Diah Puspitasari, pola makan yang salah bisa memperburuk kondisi diabetes saat berpuasa. Beberapa hal yang dapat memperburuk kadar gula darah saat puasa adalah: Tidak makan sahur. Berbuka puasa dengan makanan dan minuman tinggi gula. Jangan melakukan pengecekan kadar gula darah sebelum memasuki bulan Ramadhan. Mengalami penyakit atau infeksi lainnya.

“Dengan keadaan di atas, disarankan untuk tidak melanjutkan puasa. Apalagi jika mengalami gejala hipoglikemia (kadar gula darah di bawah normal),” kata Melisa dalam siaran persnya, Senin, 25 Maret 2024.

Sementara jika mengalami hiperglikemia (gula darah naik berlebihan), lanjut Melisa, pasien bisa melakukan suntik insulin, minum obat sesuai anjuran, atau menghubungi dokter.

“Jika dibiarkan, hiperglikemia dapat menyebabkan komplikasi ketoasidosis diabetikum yang mengancam jiwa,” jelas Melisa.

Sebelumnya, Melisa mengatakan tidak semua penderita diabetes aman berpuasa. Terutama penderita diabetes yang berisiko tinggi mengalami gula darah rendah atau infeksi serius.

Sementara itu, penderita diabetes yang kadar gula darahnya terkendali bisa berpuasa dengan aman.

“Namun, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter untuk mengatur pola makan atau pengobatan.”

Padahal, lanjut Melisa, Islam sendiri tidak mewajibkan orang dengan kondisi kesehatan tertentu untuk berpuasa, bahkan bagi orang yang diabetesnya belum terkendali.

Namun, sebagian pasien tidak suka melewatkan kesempatan berpuasa di bulan suci. Oleh karena itu, bagi penderita diabetes, menentukan pilihan makanan dan mengontrol kadar gula darah merupakan kunci penting agar puasa dapat berjalan lancar dan tetap sehat.

Dalam keadaan normal, penderita diabetes disarankan makan tiga porsi besar dan dua atau tiga porsi kecil per hari.

Bagian ini diperlukan untuk menjaga kadar gula darah. Namun jumlah tersebut mungkin akan berkurang pada bulan puasa. Artinya Anda harus benar-benar memperhatikan jenis makanan yang Anda pilih.

“Jika dokter Anda telah memberikan pedoman pola makan untuk hari-hari biasa, hal yang sama berlaku untuk puasa dengan sedikit mengubah waktu makan siang tentunya.”

Asupan gizi yang harus selalu ada saat sahur dalam porsi makan dan berbuka adalah: Karbohidrat kompleks dengan kandungan serat tinggi, seperti nasi merah atau pasta gandum. Buah dan sayur untuk asupan serat. Protein rendah lemak, seperti daging tanpa lemak dan payudara tanpa kulit.

Melisa menyarankan untuk memilih jenis makanan yang memiliki indeks glikemik rendah. Indeks glikemik adalah nilai yang menunjukkan seberapa cepat atau lambat suatu makanan meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi.

Semakin rendah indeks glikemik, semakin lambat makanan diubah menjadi glukosa. Dengan begitu, kadar gula darah tidak akan naik secara tiba-tiba.

Penderita diabetes yang berpuasa juga perlu lebih sering memantau kadar gula darahnya dibandingkan jika tidak berpuasa.

Pemantauan kadar gula darah dapat membantu menentukan apakah puasa harus dilanjutkan atau dihentikan. Selain itu, pasien juga dapat menilai pilihan makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Sri Mulyani: Dana Bantuan Kemasyarakatan Presiden saat Kunker Bukan dari Perlinsos
Next post Penyerang Real Madrid Tolak Pinangan Liverpool