Ramai Peminat, 422 Peserta Mendaftar Sayembara Desain Batik Haji yang Digelar Kemenag

Read Time:2 Minute, 47 Second

Jakarta – Kompetisi Desain Batik Haji Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Agama berlangsung meriah. Antusiasme peserta sangat besar, terlihat dari keikutsertaan 422 peserta.

Hal itu disampaikan Direktur Pelayanan Dalam Negeri Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Saiful Mujab, pada rapat Dewan Juri di Kantor Pusat Kementerian Agama di Jakarta pada Selasa, 12 September 2023.

Alhamdulillah, total peserta yang mendaftar Lomba Desain Batik Haji Indonesia hingga batas waktu pendaftaran sudah berjumlah 422 peserta, kata Saiful pada Rabu, 13 September 2023, dikutip dari situs Kementerian Agama.

Pendaftaran Lomba Desain Batik Haji Indonesia dibuka secara online mulai tanggal 25 Agustus hingga 6 September 2023.

Kompetisi saat ini sedang dalam tahap evaluasi. Lima orang juri yang terlibat yaitu: Eny Retno Yaqut Cholil Qoumas (Penasehat Ikatan Dharma Wanita Kementerian Agama), Yuffie Safitri (Pemilik, Desainer dan Direktur Kreatif), Irna Mutiara (Perancang Busana), Monika Jufry ( Sutradara kreatif). ) dan Komarudin Kudiya (Ketua Umum Persatuan Pengrajin dan Pengusaha Batik Indonesia).

“Langkah selanjutnya adalah penilaian juri. Mereka melakukan penilaian berdasarkan orisinalitas desain, komposisi desain dan estetika, termasuk kompleksitas proses produksi. Karena batik ini nantinya dibuat dalam bentuk batik cap yang diproduksi oleh UMKM, kata Saiful.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media, Komunikasi Publik, dan Teknologi Informasi Wibowo Prasetyo mengungkapkan, desain batik haji Indonesia saat ini sudah digunakan lebih dari sepuluh tahun.

Kompetisi Desain Batik ini diadakan tidak hanya untuk mengubah desain tetapi juga untuk membawa semangat baru dalam penyelenggaraan haji di Indonesia.

“Gus Men selalu menekankan pentingnya pembaharuan semangat dalam penyelenggaraan ibadah haji. Desain batik adalah salah satu proses yang harus menjadi sebuah terobosan. “Desainnya harus lebih bagus dan lebih Indonesia,” kata Wibowo.

“Desain batik haji Indonesia harus mampu menjadi ciri khas masyarakat Indonesia dan menjadi identitas masyarakat. Dari kejauhan pun sudah terlihat bahwa ini adalah komunitas Indonesia. “Hal ini juga akan memudahkan petugas dalam memberikan bantuan kepada jamaah yang mengalami kendala di lapangan,” lanjutnya.

Selain untuk menjadi orang Indonesia, penggantian seragam batik bagi jemaah haji Indonesia menyampaikan semangat inklusi para perajin batik, khususnya di kalangan UMKM. Nantinya, proses produksi batik tidak lagi dilakukan dengan cara dicetak, melainkan dengan cara dicap.

“Perubahan desain batik ini seharusnya berdampak pada perkembangan perekonomian para perajin batik cap yang sebagian besar adalah UMKM,” tegasnya. Tantangan produksi

Hal serupa juga diungkapkan Eny Yaqut Cholil Qoumas. Menurutnya, ada tiga tantangan dalam mengadaptasi batik bagi jamaah haji.

Pertama, persaingan harus berdampak pada perbaikan perekonomian UMKM perajin batik Indonesia.

“Batik cap yang disengketakan itu dikatakan diproduksi sebagai batik cap dan bukan batik cap. Kami memang ingin menonjolkan para perajin batik cap dimanapun berada. “Kami berharap barang-barang batik cap bisa diproduksi massal dengan baik,” ujarnya.

Kedua, batik haji yang sudah dipakai selama 10 tahun adalah batik cap. “Sekarang kami ingin merekrut perajin batik dari kalangan UMKM. Nanti perajin juga memproduksi,” lanjutnya.

Namun, pemilihan batik cap bukannya tanpa kendala. Menurut Eny, ada risiko jika batik yang dibuat dengan cap tidak akan sama persis.

Hal ini memberikan tantangan dalam proses produksinya, sehingga hasilnya bisa relatif sama. Ketika memproduksi batik die-cut, komposisi warna yang berbeda dapat menghasilkan batik yang berbeda pula.

“Pemantauan terus menerus perlu dilakukan. “Proses produksinya perlu diawasi agar hasilnya konsisten,” ujarnya. Cerita 1 Gereja Ingin Menuju Haji, Ustaz Khalid Basalamah: Orang yang Berjiwa Muslim Tidak selamanya di Neraka Pendakwah Ustaz Khalid Basalamah menceritakan sebuah kisah menarik. Kisah ini diceritakan sang penceramah saat Ustaz Khalid sedang menuntut ilmu di Madinah. gospelangolano.com.co.id 27 Maret 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Ngekor Wall Street, Bursa Saham Asia Tumbang Rabu Pagi
Next post Jual Mobil Terbanyak, Dealer MG Ini Sabet Penghargaan Terbaik di Indonesia