Peringati Hari Obesitas Sedunia, Kemenkes, BPOM, dan Nutrifood Ajak Warga Batasi Gula, Garam, dan Lemak

Read Time:3 Minute, 0 Second

gospelangolano.com, Jakarta Obesitas merupakan masalah global dan mengancam kesehatan 2 miliar orang, termasuk Indonesia.

Di Indonesia sendiri, obesitas telah meningkat secara signifikan dalam kurun waktu 10 tahun, meningkat dari 10,5% pada tahun 2007 menjadi 21,8% pada tahun 2018, dan obesitas kini diklasifikasikan sebagai penyakit yang dapat dicegah.

Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, hipertensi dan penyakit metabolik dan non metabolik lainnya serta berkontribusi terhadap kematian akibat penyakit kardiovaskular, diabetes, dan penyakit ginjal.

Dalam upaya mengatasi kasus obesitas di Indonesia, pemerintah mengeluarkan peraturan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) yang mencantumkan informasi gula, garam, dan lemak pada makanan olahan dan siap saji, serta memberikan edukasi. Pentingnya pengendalian ini.

“Kami mendorong masyarakat untuk mengidentifikasi sejak dini faktor risiko penyakit tidak menular dengan mengubah kesehatan, mengukur tinggi dan berat badan, serta memahami risiko asupan gula, garam, dan lemak,” kata Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan, Indonesia

Pada Hari Obesitas Sedunia 2024, Nutrifood bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya hal tersebut. Mengurangi asupan gula, garam dan lemak (#BatasiGGL) dan memahami cara membaca label kemasan.

Sejauh ini Nutrifood telah menjalankan kampanye #LimitGGL dan mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM RI sejak tahun 2013.

Sejalan dengan tema Hari Obesitas Sedunia tahun ini, dimana Federasi Obesitas Dunia memberikan kebebasan untuk mengangkat topik obesitas dari sudut pandang yang berbeda, Nutrifood juga memilih tema “Menjadi Agen Perubahan” untuk menginspirasi semua orang dalam menyebarkan pendidikan obesitas. Tentang pentingnya mengurangi asupan gula, garam, lemak dan membaca label kemasan agar semakin banyak masyarakat yang terhindar dari risiko obesitas penyebab pradiabetes, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya.

Sebagai bagian dari edukasi tersebut, Nutrifood, Kementerian Kesehatan dan Badan POM RI mendorong masyarakat untuk menyebarkan informasi seluas-luasnya mengenai cara cerdas memilih makanan rendah GGL (gula, garam, dan lemak) melalui konten edukasi. . Di media sosial untuk mencegah dan memerangi obesitas.

Sejalan dengan tema Hari Obesitas Sedunia tahun ini, dimana Federasi Obesitas Dunia memberikan kebebasan untuk mengangkat topik obesitas dari sudut pandang yang berbeda, Nutrifood juga memilih tema “Menjadi Agen Perubahan” untuk menginspirasi semua orang dalam menyebarkan pendidikan obesitas. Tentang pentingnya mengurangi asupan gula, garam, lemak dan membaca label kemasan agar semakin banyak masyarakat yang terhindar dari risiko obesitas penyebab pradiabetes, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya.

“Sebagai pakar pangan dan pembuat konten, saya sangat mendukung upaya ini. “Saya percaya setiap orang benar-benar bisa menjadi agen perubahan dengan memahami dan menerapkan gaya hidup sehat, kemudian memanfaatkan media sosial untuk mengajak dan mengedukasi orang lain agar ikut bergabung melalui berbagai konten kreatif dan mendidik,” jelas Putri MJ, ahli diet dan pembuat konten. .

Prinsip gizi seimbang adalah komposisi makanan sehari-hari yang memuat jenis dan jumlah zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, pola hidup sehat dan pemantauan berat badan secara berkala. Tubuh yang sehat. Berat badan untuk mencegah masalah makan.

Berikut rekomendasi WHO untuk mengatur asupan GGL untuk menyeimbangkan nutrisi tubuh dan mencegah diabetes:

1. Reformasi produk makanan dan minuman untuk menurunkan kadar GGL;

2. Menjamin ketersediaan makanan dan minuman rendah GGL yang lebih luas di sekolah, kantor, supermarket, restoran, dan tempat umum lainnya;

3. Melakukan edukasi perubahan perilaku dan kampanye media tentang konsumsi makanan dan minuman sehat;

4. Memberikan label pada setiap produk makanan dan minuman yang mengandung GGL;

5. oleh perubahan undang-undang atau kebijakan yang mengatur konten dan penggunaan GGL; Dan

6. Tindakan akan diambil dengan menetapkan kebijakan ekonomi makanan dan minuman untuk membatasi konsumsi GGL yang berlebihan

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Darah Biru Kepiting Tapal Kuda Jadi Bahan Medis, Harganya Senilai Mobil
Next post Telkomsel Unjuk Gigi di Barcelona