Pengamat: Ojek Online Butuh Kepastian Hukum, Bukan Sekadar Imbauan

0 0
Read Time:1 Minute, 57 Second

LIPUTAN6.

“Proposal saya harus berupa lingkaran Mayaker M / 3 / HK.04.O0 / III / III / III / II / II25 penarikan untuk membuat kesengsaraan hukum,” kata Azaz, Jakarta, pada hari Jumat tertulis (3/14/2025).

Masalah terbesar yang terjadi bukan hanya kisah liburan dari pengemudi taksi online, tetapi juga dalam produk resmi transportasi di Indonesia.

“Gejolak ini bukan virus tetapi tidak ada fakta yang sah dalam bisnis internet,” katanya.

Menurutnya, sebagai pengontrol, pemerintah berkewajiban untuk membuat undang -undang hukum yang jelas dan kuat untuk melindungi rakyatnya dalam kasus ini, pendorong taksi online dan komisor online.

“Pemerintah sebagai pengontrol harus bertanggung jawab atas peraturan hukum untuk melindungi orang, dalam pengemudi taksi ini secara online dan delegasi,” kata Azaz. Publikasi SU belum menyelesaikan Thro Ojol dan Courier

Sedangkan untuk Azaz, rilis ini tidak diselesaikan sebagai masalah besar, yaitu keadaan legal mobil untuk pengendara katak.

“Melakukan ini tidak akan menyelesaikan masalah,” tambahnya.

Namun, SE hanya ditransfer ke pemohon untuk memberikan bonus liburan (BBR) sebagai masalah yang menjadi perhatian berdasarkan harga panca.

 

 

Fakta bahwa pemerintah tidak dapat memaksa THR, tetapi ia mengimbau tawaran BBR, menunjukkan bahwa mereka mengakui tidak adanya dasar hukum untuk pemohon.

Ini karena hubungan antara pelamar dan pengemudi taksi internet terbatas pada mitra, bukan hubungan formal perusahaan seperti perusahaan.

“Pemerintah sangat sadar bahwa dia tidak akan dapat memaksa Thring tetapi BBR karena hubungan antara pemohon dan pengemudi tahu posisi hukum.”

 

Tingkat Azazazi, penyediaan BBR dapat dianggap sebagai solusi singkat bagi seseorang, tetapi ini tidak menyelesaikan penyebab masalah. Pemerintah harus mengambil langkah konkret atas nama bisnis layanan online taksi internet.

Saat ini, nomor hukum pada tahun 2009 mengenai lalu lintas dan kendaraan transportasi (Wellaj Law tidak melihat sepeda motor online sebagai bagian dari transportasi umum.

“Sayangnya BBR adalah solusi singkat bagi seseorang, seperti cara yang menjadi perhatian terhadap prinsip -prinsip pancanal. Bagian selanjutnya pemerintah harus mengambil langkah -langkah untuk menyelesaikan masalah di luar bisnis,” jelas Azaz.

Pembangun, di sisi lain, tidak dikenal sebagai perusahaan transportasi umum, tetapi hanya sebagai penyedia layanan aplikasi. Jenis bisnis Profalor ini tidak memiliki peraturan hukum yang jelas di Indonesia.

Sikap samar dari tindakan ini membuat pemerintah tidak mungkin dengan mengendalikan pelamar dalam berbagai kebijakan, termasuk penyediaan thri-driver atau pengemudi.

Oleh karena itu, apa yang harus dilakukan pemerintah hanyalah menerbitkan keluhan, tetapi untuk membuat aturan hukum mengontrol bisnis perjalanan online internet. “Sekarang, sekarang, sekarang, Senker hanya mendesak BBR karena pengemudi taksi online,” simpul.

happy Pengamat: Ojek Online Butuh Kepastian Hukum, Bukan Sekadar Imbauan
Happy
0 %
sad Pengamat: Ojek Online Butuh Kepastian Hukum, Bukan Sekadar Imbauan
Sad
0 %
excited Pengamat: Ojek Online Butuh Kepastian Hukum, Bukan Sekadar Imbauan
Excited
0 %
sleepy Pengamat: Ojek Online Butuh Kepastian Hukum, Bukan Sekadar Imbauan
Sleepy
0 %
angry Pengamat: Ojek Online Butuh Kepastian Hukum, Bukan Sekadar Imbauan
Angry
0 %
surprise Pengamat: Ojek Online Butuh Kepastian Hukum, Bukan Sekadar Imbauan
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D slot jepang