Pedagang Was-Was, Harga Sembako Tak Turun Selama Ramadan 2024

Read Time:4 Minute, 7 Second

gospelangolano.com, Jakarta Harga bahan pokok diketahui terus mengalami kenaikan. Hal ini dikhawatirkan akan terus terjadi sepanjang Ramadhan hingga Idul Fitri atau Idul Fitri berikutnya.

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (ICAPPI) Reynaldi Sarijowan menjelaskan, harga kebutuhan pokok terus naik menjelang Ramadhan. Di awal bulan puasa, banyak bahan pokok yang masih mahal.

“Beberapa makanan ada yang mengalami kenaikan harga karena memasuki fase pertama bulan Ramadhan. Ada 3 fase, fase pertama adalah 7 hari bulan suci Ramadhan dan ini yang saat ini sedang puncaknya,” kata Reynaldi dalam rekaman suara di gospelangolano.com, Rabu (13/3/2024).

Dia merinci beberapa bahan pokok yang masih mahal. Misalnya minyak goreng curah bisa mencapai Rp 16.000 per kilogram (kg). Cabai rawit merah dipatok Rp76.000-77.000 per kilonya.

Dua buah cabai merah besar harganya mencapai Rp 100 juta per kilo. Cabai merah keriting harganya Rp 80.000 per kilo. Kemudian bawang putih juga naik menjadi Rp 43.000 per kilo.

“Ayam kukul gantung menjadi sorotan kami karena tersedia dengan harga Rp 43.000 (per kg) tergantung ukurannya. Telur ayam juga ada setelah ayam, dengan harga Rp 32.000 (per kg),” jelasnya.

Selain itu, beras premium tersedia dengan harga Rp 16.500 per kg, dan beras medium dihargai Rp 14.500 per kg. Selain itu, daging sapi naik menjadi Rp 140.000 per kilo. Takutnya harga tidak turun

Reynaldi khawatir harga pangan akan terus naik selama Ramadhan. Nah, dia khawatir akan meningkat hingga Lebaran 2024. Namun, dia mengakui secara bertahap biasanya harga akan turun pada minggu ke-3 Ramadhan.

“Nah, ini kenaikan harga Bapok di bulan Ramadhan tahap pertama. Nanti harga Bapok akan turun selama 2 minggu hingga 3 minggu di bulan Ramadhan. Al-Fitr,” pintanya.

Dia mengatakan, pada minggu terakhir Ramadhan, biasanya harga kembali naik. Pasca Idul Fitri, aktivitas masyarakat kembali normal.

“Biasanya 7 hari menjelang Idul Fitri ada lonjakan harga beberapa barang, dan tidak turun, malah turun setelah Idul Fitri,” ujarnya.

Namun akan meningkat lagi ketika seluruh masyarakat yang pulang dari desa melakukan aktivitas seperti biasa dan menyediakan kebutuhan rumah tangga setelah Idul Fitri, biasanya pada H+7 akan terjadi puncak lagi, jelas Rainaldi.

Sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (ICAPI) mewanti-wanti pemerintah memperkirakan harga bahan pokok akan tinggi pada libur Idul Fitri 2024.

Sekjen Ikappi Reynaldi Sarijowan menjelaskan, ada tiga fase kenaikan harga bahan pokok selama bulan suci Ramadhan. Yaitu fase pertama 7 hari sebelum dimulainya Ramadhan. Pada putaran ini, beberapa komoditas mengalami kenaikan, antara lain minyak goreng curah yang mencapai Rp 16.000 per kilo.

Selain itu, cabai rawit merah mengalami penurunan namun harganya masih tergolong mahal yaitu sekitar Rp 76.000 – 77.000 per kg. Lalu, cabai merah besar mencapai Rp100.000 per kg, dan cabai merah keriting Rp80.000 per kg.

Lalu ada bawang putih yang terus naik di level Rp 43.000 hingga Rp 43.500 per kg.

Namun pada minggu kedua dan ketiga Ramadhan, harga bahan pokok kembali turun atau mengalami penurunan. Namun Rainaldi mengatakan, kekhawatiran tersebut merupakan tahap kedua, yakni 7 hari menjelang Idul Fitri. Oleh karena itu, pemerintah harus bersiap menunggu.

Tapi tahap kedua harusnya pemerintah memimpin ketika memasuki Idul Fitri, biasanya 7 hari sebelum Idul Fitri, ada puncaknya harga bahan pokok, kata Reynaldi kepada gospelangolano.com, Rabu (3/3). .

Kemudian setelah Idul Fitri atau Idul Fitri, harga bahan pokok juga akan mengalami kenaikan. Pasalnya, masyarakat kembali dari rumah dan beraktivitas di rumah, namun persediaan terbatas karena pedagang di pasar tidak berjualan secara normal.

“Biasanya pada H+7 terjadi puncak (harga pangan) lagi karena para pedagang yang sudah kembali ke kotanya sudah tidak mampu lagi berjualan di pasar, sedangkan masyarakat kita yang sudah kembali beraktivitas normal membutuhkan perbekalan untuk kebutuhannya di rumah. ” tutupnya.

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengaku tak heran jika terjadi peningkatan permintaan dan kenaikan harga bahan pokok atau bahan pokok di awal bulan suci Ramadhan.

“Beberapa makanan sudah mulai mengalami kenaikan harga, karena sudah memasuki fase pertama bulan Ramadhan. Ada tiga fase, fase pertama adalah 7 hari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan dan inilah puncaknya,” dia berkata. Sekjen Ikappi Reynaldi Sarijowan kepada Liputan6 .com, Selasa (3/12/2024, IKAPPI mencatat beberapa komoditas pangan masih mengalami kenaikan harga, termasuk minyak goreng curah yang masing-masing berkisar Rp 16.000). kg.

Selain itu, cabai rawit merah mengalami penurunan namun harganya masih tergolong mahal yaitu sekitar Rp 76.000 – 77.000 per kg. Lalu, cabai merah besar seharga Rp100.000 per kilo, dan cabai merah keriting Rp80.000 per kilo.

Lalu ada bawang putih yang terus naik di level Rp43.000 hingga Rp43.500 per kg, ujarnya.

Selain itu, yang menjadi sorotan para pedagang di pasar adalah harga daging ayam yang naik sekitar Rp 43.000 per kilo. Telur ayam kampung pun melonjak hingga angka tertinggi Rp 32.000 per kilo. Daging sapi pun naik menjadi sekitar Rp 140.000 per kilo.

“Ayam (daging) jadi highlight kami karena harganya sudah Rp 43.000, tergantung ukurannya. Telur ayam pun sama, setelah ayam yang harganya paling tinggi Rp 32.000,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Neraca Dagang RI Maret 2024 Surplus USD4,47 M, Impor Anjlok Nyaris 13%
Next post Shin Tae-Yong Pastikan Indonesia U-23 Incar Kemenangan Lawan Yordania