Mikroplastik Sangat Berbahaya bagi Manusia, Ini Penjelasan Guru Besar UI
Respublic.co.id, Depok -Profesor Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Profesor Petala Patala Petala mengatakan bahwa mikroplast di laut adalah masalah utama bagi Indonesia. Karena tubuh dapat dilengkapi dengan mikroplasti selama konsumsi ikan, makanan laut atau organisme akuatik lainnya.
“Mikroplastik adalah ancaman bagi kehidupan kita, tidak hanya di ekosistem laut, tetapi juga di perairan baru -baru ini. Ini dibayangkan karena mikroplasti pada manusia mengakibatkan perubahan kanker kromosom, dan meningkatkan respons imun,” katanya di kampus DEPOK UI, Jumat (28/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/2/
Kopling menjelaskan bahwa mikroplas adalah komponen plastik kurang dari 5 milimeter. Berdasarkan sumbernya, micropplast dibagi menjadi dua, yaitu mikroplastik mikroplastik dan mikroplastik sekunder primer.
Mikroplas utama adalah plastik kurang dari 5 mm dalam bentuk bola (butiran), yang banyak digunakan untuk campuran produk pembersih dan kosmetik. Sementara mikroplast sekunder adalah limbah plastik yang akan dipecah menjadi barang yang lebih kecil.
Bentuk objek mikroplastik dalam bentuk serat, fragmen, film dan butiran. Mikroplast serat memiliki bentuk benang yang berasal dari degenerasi ikan dan kain penangkap ikan. Fragmen mikroplastik, film, dan busa membuat proses degenerasi kantong plastik, produk pengemasan untuk kebutuhan sehari -hari atau abrasi.
Microproplast memiliki kepadatan yang lebih rendah daripada air laut, sehingga dapat berenang di air untuk waktu yang lama. Namun, karena respons terhadap senyawa kimia atau terkait dengan mikroorganisme, kepadatan mikroplastik meningkat dan dicuci dalam pelestarian dalam sedimen sedimen.
Dalam studi mereka, kopling mengamati berbagai penelitian yang terkait dengan microproplast. Dari hasil penelitian, ia menemukan bahwa kandungan mikro dalam air dan sedimen di ribuan pulau di lepas pantai Tangngang, yaitu pulau Jawa yang tak terduga (7 km jauhnya) dan selanjutnya, Pulau Tidung (29 km jauhnya).
Jumlah mikroplastik di pulau yang jauh dari pantai berkurang 12 persen untuk air dan berkurang sebesar 20 persen untuk sedimen. Artinya, polusi mikroplastik di ribuan pulau diperoleh di lepas pantai Jakarta dan Tangang. Selain itu, penelitian di tempat yang sama dengan satu bagian dari penundaan juga menunjukkan peningkatan jumlah mikroplasti.
“Kami melakukan inspeksi sedimen Pulau Hairs pada Maret 2022 dan Maret 2023. Jumlah mikroplas pada tahun 2023 meningkat sebesar 19,4 persen dibandingkan dengan 2022,” kata Mufti.
Menurutnya, mikroplasti dalam air atau sedimen dapat dimakan dan dihisap dengan hewan atau melekat pada makroalges (ganggang) dan pantai (pantai). Kehidupan laut sering menganggap microplasty sebagai makanannya karena memiliki bentuk yang sama.
Studi tentang waktu yang memakan waktu -indikator dampak negatif dari mikroproplas pada biot laut, yaitu penghambatan pertumbuhan alga fotosintesis; mengurangi nafsu makan dan kesuburan; Serta mengurangi berat badan, fungsi lisosom dalam produk pencernaan, diameter dan kecepatan sperma dalam tiram.