Mengenal Fenomena Equinox dan Dampaknya di Indonesia

Read Time:1 Minute, 43 Second

JAKARTA – Mendengar kata Ekuinoks Musim Semi mungkin masih terasa asing bagi sebagian orang. Fenomena ini sering dianggap sebagai fenomena alam yang terjadi saat matahari bersinar tepat di garis khatulistiwa.

Ekuinoks ini disebut membuat matahari bersinar lebih terang sehingga meningkatkan suhu. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai perubahan suhu dan menjaga daya tahan tubuh.

Lalu bagaimana fenomena ekuinoks musim semi yang terjadi di Indonesia saat ini? Simak ulasan dibawah ini untuk mengetahui lebih lanjut.

Apa yang dimaksud dengan ekuinoks musim semi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekuinoks musim semi adalah saat panjang siang dan malam sama besarnya 0 derajat saat matahari melintasi garis khatulistiwa.

Sedangkan kata “equinox” berasal dari bahasa Latin “aequus” yang berarti sama dan “nox” yang berarti malam, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Definisi ini mengacu pada ekuinoks yang terjadi ketika panjang siang dan malam kurang lebih sama.

Mengutip website Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Wakil Direktur Meteorologi BMKG Drs. Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan, ekuinoks musim semi merupakan fenomena astronomi saat Matahari melintasi garis khatulistiwa. Acara tersebut diadakan dua kali setahun, pada tanggal 21 Maret dan 23 September.

Dampak Ekuinoks Musim Semi bagi Indonesia

Mengutip laman Lembaga Penerbangan dan Astronautika Nasional (LAPAN), saat ekuinoks musim semi terjadi, posisi matahari tepat berada di ekuator atau garis lintang nol (0° lintang). Salah satu dampaknya adalah fenomena ini menyebabkan sinar matahari tengah hari menjadi lebih intens sehingga menyebabkan suhu meningkat, terutama di wilayah khatulistiwa.

Selain itu, ekuinoks juga membuat siang dan malam terbagi hampir sama rata, yakni 12 jam. Tidak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia.

Saat Ekuinoks Musim Semi terjadi, posisi Matahari sangat dekat dengan Bumi, sehingga wilayah tropis di sekitar khatulistiwa kemungkinan besar akan menerima radiasi paling besar. Meski demikian, BMKG menyebut fenomena tersebut tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu secara tajam.

Selain itu, ekuinoks musim semi bukanlah fenomena berbahaya seperti gelombang panas yang menyebabkan peningkatan suhu ekstrem dan terus-menerus. Selain itu, ekuinoks ini tidak berpengaruh terhadap perubahan musim di Indonesia.

Demikian ulasan mengenai makna dan dampak fenomena ekuinoks. Semoga bermanfaat dan menambah pemahaman Anda.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Terpopuler: Shin Tae-yong Dipanggil Haji Lulung, Suporter Liverpool Protes
Next post Terpopuler Otomotif: Motor Listrik Honda Laku Keras, Helm Khusus Arai untuk Indonesia