Ketika Keluarga Tukang Cincau Keliling Asal Cianjur Tak Sengaja Jadi Kreator Konten

0 0
Read Time:3 Minute, 37 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Media sosial memungkinkan profesi apa pun bisa berprofesi sebagai pembuat konten. Hal serupa juga terjadi pada tukang kayu harian asal Cianjur, Nur Fitriani (27) dan Andi Kurnia (27). Dari membuat video iseng hingga viral, keduanya akhirnya konsisten membuat konten dan mengunggahnya ke media sosial.

Sebelum menjadi tukang jamu keliling, Andi bekerja sebagai buruh hotel di Cipanas. Ia pindah ke hotel lain, namun tidak lama, lalu berubah pikiran untuk bekerja di rumah potong ayam.

“Ngomong-ngomong, bapak saya juga berjualan geléis herbal. Awalnya semua orang meragukan niat suami saya karena mengira dia masih muda tapi ingin berjualan, tapi dia benar-benar menunjukkan keseriusan,” kata Nur kepada Tim Lifestyle gospelangolano.com, Selasa. . . 27 Februari 2024.

Andi pun belajar membuat jeli herbal dari mertuanya. Kemudian ia bergiliran berjualan bersama ayah Nur hingga ia mempunyai mobil penjualan sendiri. Andi berjualan jalan kaki keliling Desa Munjul hingga Desa Joglo, Kecamatan Sukaresmi, Raja Muda Cianjur.

Andi berjualan jamu di rumah dengan bantuan istrinya, dengan menggunakan jamu yang berasal dari tanaman kebun atau sawah dekat tempat tinggalnya. Selain daun jeli herbal, gula putih juga menjadi salah satu bahan baku penting yang digunakan. Untuk es krimnya, Nur menjelaskan, bahannya dibuat sendiri.

Jelly herbal dijual dengan harga Rp 5 ribu per cangkir. Mereka mendapat penghasilan Rp 100-200 ribu dalam sehari dengan berjualan pada pukul 10.00 hingga 16.00 atau pukul 17.00.

Bisnis ganja miliknya tidak selalu berjalan dengan baik. Nur mengatakan, salah satu kendala dalam berjualan adalah hujan. Jika hujan terus turun, Nur dan suaminya terpaksa tidak berjualan, meski berbulan-bulan.

Oleh karena itu, ia dan suaminya harus pintar-pintar mengatur keuangannya. Ia selalu menyisihkan penghasilannya untuk ditabung dan mempersiapkan keluarganya untuk apa yang tidak bisa mereka jual saat musim hujan.

Di sisi lain, musim kemarau juga mempengaruhi stok bahan baku pembuatan jeli herbal yaitu daun agar-agar herbal. Musim kemarau dapat mempengaruhi kualitas daun jeli herbal yang digunakan.

Meski demikian, Nur tetap merasa senang bisa mendukung usaha suaminya. Dengan menjual dirinya apa adanya, dia bisa melihat sisi lain dari suaminya dan memudahkan suaminya untuk bergaul dengan orang baru. Padahal, Andi dikenal pendiam dan jarang bersosialisasi dengan orang baru.

Di tengah kesibukannya mengelola bisnis jeli herbal, Nur mengunggah kesehariannya melalui situs media sosial TikTok dan Instagram. Hal pertama yang ia laporkan adalah pekerjaan suaminya sebagai penjual jamu keliling. Konten yang diunggahnya ke TikTok pada tahun 2020 menjadi populer dan dipindahkan ke Front You Page (FYP) masyarakat.

Dikutip dari akun TikTok @nrfitriani06_, video yang sudah ditonton lebih dari 10 juta kali itu memperlihatkan suami Nur berjualan jeli herbal.

“Jadi hari ini aku selesai CODING aplikasi hijabku. Aku lihat suamiku di perjalanan pulang. Jadi aku minta keponakanku untuk membuatkan video untuk iseng. Saat dia menelepon, dia langsung menoleh karena dia sadar diterima. Tapi begitu Aku lewat, mood berubah tiba-tiba: “lembut, sedih, langsung menangis, heboh, sedih. Karena aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya kita berjuang jauh dari rumah,” tulis Nur dalam video yang diunggah pada 19 Agustus 2021. .

Komentar positif membanjiri kolom komentar yang dimuat. Banyak yang memuji suami Nur karena tak segan-segan berjualan keliling. Berbagai komentar pun mendukung ibu dua anak itu.

Setelah mendapat respon positif, Nur pun semakin rajin mengunggah video lainnya. Kebanyakan diambil dari kesehariannya sebagai ibu rumah tangga, mulai dari aktivitas bersama anak, penyambutan suami pulang, hingga video jalan-jalan keluarga.

Kini akun TikTok miliknya memiliki 87 ribu pengikut. Pasangan ini diundang ke acara televisi nasional pada 22 Maret 2023 untuk menceritakan kisah mereka.

Selain konten keseharian, Nur juga mengunggah konten berbagi donasi gel herbal kepada warga sekitar. Dia memulai donasi terbuka setelah seorang pengikut membeli jeli herbal Nur dan memintanya untuk membagikannya kepada orang-orang secara acak.

“Awalnya masyarakat membeli lalu mengunggah videonya, banyak juga masyarakat yang ingin ikut. Donasi ini berasal dari teman-teman di TikTok dan Instagram.”

Donasi terbesar yang pernah diberikan mencapai Rp 1 juta. Nur mengaku tak punya teknik dan strategi dalam mengunggah kontennya.

“Enggak ada (strateginya). Kebanyakan kontennya real, kejadian sehari-hari. Malah ada yang berkomentar lebih baik libur dari penjualan untuk membuat konten juga,” ujarnya.

Keluarga dan teman terdekatnya cukup heboh saat mengetahui banyak orang yang menonton videonya. Faktanya, popularitas akun TikTok dan Instagram Nur tak banyak berpengaruh terhadap penjualan dagangannya. Namun, ia mulai menerima pesanan endorsement untuk berbagai produk seperti makanan, pakaian, produk kesehatan, dan bahkan produk pembersih. Dia dan suaminya fokus berjualan selama ini.

happy Ketika Keluarga Tukang Cincau Keliling Asal Cianjur Tak Sengaja Jadi Kreator Konten
Happy
0 %
sad Ketika Keluarga Tukang Cincau Keliling Asal Cianjur Tak Sengaja Jadi Kreator Konten
Sad
0 %
excited Ketika Keluarga Tukang Cincau Keliling Asal Cianjur Tak Sengaja Jadi Kreator Konten
Excited
0 %
sleepy Ketika Keluarga Tukang Cincau Keliling Asal Cianjur Tak Sengaja Jadi Kreator Konten
Sleepy
0 %
angry Ketika Keluarga Tukang Cincau Keliling Asal Cianjur Tak Sengaja Jadi Kreator Konten
Angry
0 %
surprise Ketika Keluarga Tukang Cincau Keliling Asal Cianjur Tak Sengaja Jadi Kreator Konten
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D