Jangan Sampai Anak Stunting Karena Inflasi, Ini Kata Peneliti

0 0
Read Time:2 Minute, 16 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi di Indonesia mencapai 3,05 persen pada Maret 2024, dari 2,61 persen pada Desember 2023. Kenaikan inflasi ini berdampak pada dampak sosial dan ekonomi keluarga, hingga menyebabkan penurunan kemampuan membeli makanan.

Hal ini membuat para ibu kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi anaknya sekaligus mengatur keuangan rumah tangga. Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga bahan pokok seperti beras, mentega, telur, dan ayam mengalami kenaikan.

Oleh karena itu, para ibu disarankan untuk lebih berhemat saat berbelanja tanpa mengurangi kebutuhan makanan sehat bagi anak, khususnya protein hewani.

Ibu harus memahami bahwa gizi yang baik tidak hanya karbohidrat yang mengenyangkan, tetapi juga zat gizi yang menunjang tumbuh kembang anak, seperti protein, zat besi, dan zat penting lainnya.

Mereka sebaiknya lebih selektif dalam membeli produk dan mengutamakan pemberian nutrisi bayi untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal. 

Peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Sulistiadi Dono Iskandar MSc mengatakan kenaikan inflasi dan harga pangan berdampak pada seluruh lapisan masyarakat, terutama rendahnya tingkat harga. keluarga pendapatan.

 

Data Survei Ekonomi dan Sosial Nasional (Susenas) menunjukkan bahwa semakin rendah pendapatan per kapita maka semakin rendah pula konsumsi makanan bergizi.

Akibat inflasi dan kenaikan harga, sebagian masyarakat miskin terpaksa mengurangi biaya pangan atau memilih alternatif pangan yang lebih murah. Akibatnya, anak berisiko mengalami gizi buruk atau anemia akibat kekurangan zat besi, seperti diperoleh dari informasi resmi Health gospelangolano.com pada Sabtu 18 Mei 2024.

Dono melanjutkan, hal ini menunjukkan adanya hubungan yang erat antara faktor ekonomi keluarga dengan status gizi anak.

 

Pada dasarnya seorang anak harus mendapatkan makanan utuh yang bergizi, seperti karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur mayur, dan buah-buahan. Namun, karena situasi ekonomi yang buruk, menjaga pola makan seimbang pun sulit bagi para ibu.

Selain faktor sosial dan ekonomi keluarga, permasalahan gizi juga terjadi akibat tidak terpenuhinya standar mutu pangan dan kendala akses terhadap pangan bergizi.

Oleh karena itu, kurangnya akses terhadap pangan seringkali menjadi penyebab buruknya gizi, tambahnya.

Ibu harus bisa mengambil keputusan bijak di masa sulit ini. Tentu para ibu tidak ingin anaknya mengalami kekurangan gizi karena dapat mengganggu tumbuh kembangnya secara optimal. Makanan sehat harus menjadi prioritas utama. Selain itu, menurut statistik terkini Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, satu dari empat anak di bawah usia 5 tahun berisiko mengalami anemia, yang terutama disebabkan oleh kekurangan bijih besi.

Dr. Dr. Luciana Budiati Sutanto, MS, Sp.GK mengatakan, “Anak-anak Indonesia masih menghadapi permasalahan kesehatan yang serius seperti anemia. Pada 5 tahun pertama kehidupannya, anak harus mendapatkan gizi yang cukup melalui makanan dan minuman yang bergizi.”

“Rekomendasi gizi yang baik diberikan pemerintah melalui pedoman gizi yang baik, yang meliputi pangan sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur-sayuran dan buah-buahan,” imbuhnya.

happy Jangan Sampai Anak Stunting Karena Inflasi, Ini Kata Peneliti
Happy
0 %
sad Jangan Sampai Anak Stunting Karena Inflasi, Ini Kata Peneliti
Sad
0 %
excited Jangan Sampai Anak Stunting Karena Inflasi, Ini Kata Peneliti
Excited
0 %
sleepy Jangan Sampai Anak Stunting Karena Inflasi, Ini Kata Peneliti
Sleepy
0 %
angry Jangan Sampai Anak Stunting Karena Inflasi, Ini Kata Peneliti
Angry
0 %
surprise Jangan Sampai Anak Stunting Karena Inflasi, Ini Kata Peneliti
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D slot jepang