Grab for Business: Solusi Teknologi untuk Efisiensi Operasional dan Pertumbuhan Bisnis
gospelangolano.com, Jakarta -Grab Indonesia sekali lagi diadakan tahun ini Grab Business Forum. Dalam acara tahun ini, ambil mengambil masalah bisnis yang mengarah ke depan: buka jalan menuju masa depan yang paling berani.
Memasuki tahun kelima, Forum Perdagangan Grab menyajikan tempat bagi para pemimpin perusahaan, politisi, dan pihak yang berkepentingan dari berbagai sektor untuk membahas pentingnya memperkuat perlawanan komersial di tengah -tengah turbulensi ekonomi global.
“Di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mengurangi pengangguran yang bahkan telah mencapai level di depan Pandami,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam deklarasi resmi pada hari Kamis (16/09/2024).
Menurut Suehasil, dengan hasil yang baik ini, pemerintah optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 dapat mencapai 5,2 persen. Konsumen rumah mendukung sekitar 55 persen dari PDB (produk domestik bruto).
Berdasarkan data BPS (Badan Statistik Pusat) pada kuartal pertama 2024, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi 5,11 persen (tahun tahun), telah meningkat dibandingkan dengan periode yang sama sebelum 5,04 persen (tahun tahun).
CEO negara Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional saat ini menyediakan udara laut dan segar bagi para aktor industri. Namun, penting bahwa operator terus mempertahankan daya saing produk atau layanan.
Untuk melakukan ini, menurut Neneng, salah satu hal yang perlu Anda lakukan adalah mempercepat produktivitas bisnis untuk mendapatkan efisiensi yang optimal.
“Inilah yang kami coba tawarkan melalui Grab For Business, yang menawarkan solusi teknologi terintegrasi bagi perusahaan untuk menyederhanakan proses operasional harian,” kata Neeneng dalam forum perusahaan tahunan.
Berdasarkan semua penelitian tentang dampak ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan Direktur Forrester, perusahaan -perusahaan di wilayah selatan Asia, termasuk Indonesia, masih sulit untuk mempengaruhi proses operasional harian.
Dalam hasil penelitian yang sama, dinyatakan bahwa perusahaan menerima pengembalian investasi menjadi 159 persen menggunakan akuisisi untuk layanan perusahaan.
Selain itu, waktu yang digunakan oleh Karyju untuk mengelola operasi harian juga berhasil disilang selama lebih dari 11.400 jam setahun.
“Kami mencatat bahwa kebutuhan operasional perusahaan terus berkembang untuk beradaptasi dengan dinamika pasar variabel. Untuk alasan ini, mengambil kegiatan dengan berbagai solusi akhir,” kata Grab For Business Grab Indonesian, Roy Nugroho.
Sebelumnya, akselerator Grab Ventures Velocity Batch 6 (GVV) baru -baru ini mengumumkan lima startup, yang memenuhi syarat sebagai finalis.
Mereka termasuk delegasi, pasarnow, eratani, verdhope dan bintang. Para finalis berhasil mengesampingkan lebih dari 120 pendaftaran GVV di lot keenam ini.
Petugas komunikasi utama Grab Indonesia (CCO), Mayang Schreiber, alasan kelima dari startup ini dipilih karena memiliki model komersial di dua sektor utama yang menjadi pusat GVVO tahun ini, UMKM dan ESG (lingkungan, sosial, pemerintah).
“Kami berharap bahwa program yang disediakan oleh GVV Batch 6 dapat membantu mereka membangun bisnis yang kuat dan berkelanjutan sehingga mereka dapat menanggapi tantangan masa depan,” kata Mayang dengan deklarasi resmi mereka, Rabu (1/11/2023).
Lima finalis terpilih memiliki kesempatan untuk mempresentasikan model bisnis mereka kepada publik dan investor pada siang hari dengan Grab Ventures Velocity (GVV) di Tech di Asian Conference 2023 di Jakarta, baru -baru ini.
Co -Fondor dan General Manager Greenhope, Tommy Tjiptipadjaja, memperkirakan bahwa partisipasinya dalam GVV adalah pintu terbuka untuk format format telah memperkenalkan aktivitasnya.
Selain itu, sekarang Greenhope dan Grab telah menguji penggunaan plastik lingkungan untuk soket di beberapa kota.
“GVE peserta memiliki efek positif pada bisnis kami. Ekosistem ini sangat besar dan bergengsi, merek GVV itu sendiri juga mengenal kami lebih dari yang saya harapkan,” katanya.
Seperti yang terjadi untuk pertama kalinya pada tahun 2018, GVV berhasil lulus 31 startup lebih dari 400 startup di berbagai negara di Asia Selatan.
26 Startup terpilih, antara lain, berasal dari Indonesia. Beberapa siswa GVV -Ex masih berkolaborasi dengan Grab seperti Sayurus, May, Pulp, Merce, My Bowl dan Assady!
Awal program GAP yang dipilih akan menerima beberapa keuntungan bagi perusahaan pendukung mulai dari seminar, bimbingan belajar, interkoneksi, untuk merencanakan pilot di ekosistem soket dan telur.
“Yang membedakan kita dari program akselerator lain adalah bahwa para finalis dapat secara langsung terhubung ke ekosistem kita. Mereka juga terhubung dengan mentor yang dapat memberikan input pada produk dan konsumen,” kata Mayang.