Dinkes DKI Belum Sebar Nyamuk Wolbachia di Jakbar, Ini Alasannya

Read Time:1 Minute, 33 Second

gospelangolano.com, JAKARTA – Dinas Kesehatan DKI Jakarta belum berhasil menyebarkan nyamuk pembawa Wolbachia di Jakarta Barat. Dinas Kesehatan DKI masih dalam tahap sosialisasi kepada masyarakat.

Kondisi dan kondisinya masih kami pelajari sambil melakukan sosialisasi dan penyiapan kepada masyarakat, kata Kepala Puskesmas Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta, Kamis (28 Maret 2024).

Ada banyak cara untuk memerangi demam berdarah dengue, namun yang terpenting adalah pengendalian nyamuk, seperti drainase 3M plus, penutup untuk menghilangkan jentik dan sarang nyamuk, serta pemanfaatan kembali. Tindakan lain untuk mencegah nyamuk Aedes aegypti berkembang biak dan menggigit.

Selain itu, kata Ani, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga melakukan upaya inovatif dalam pemberantasan nyamuk pembawa Wolbachia. Namun di Jakarta masih dalam tahap sosialisasi.

“Karena ini hal baru, maka sangat penting untuk melibatkan masyarakat dan memastikan masyarakat siap. Kami masih mendalami kapan Jakarta siap menerapkannya,” ujarnya.

Diakuinya pula nyamuk ber-Wolbachia juga menyebar di wilayah lain antara lain Semarang, Yogyakarta, Bantur, dan Bangtang. “Di Jakarta, kami masih dalam tahap sosialisasi dimana teknologi pengendalian nyamuk Wolbachia dapat diterima dengan baik oleh masyarakat,” ujarnya.

Puskesmas DKI Jakarta mencatat kasus DBD bertambah hingga 2.306 kasus hingga 26 Maret 2024, dengan jumlah kasus tertinggi berada di Jakarta Barat sebanyak 716 kasus. (262 kasus), Jakarta Pusat (172 kasus), dan Kepulauan Seribu 18 kasus.

Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sekaligus menggencarkan kegiatan pemberantasan kelambu (PSN) dengan melaksanakan kampanye 3M Plus di tujuh instansi daerah untuk memerangi peningkatan kasus DBD di DKI. Jadi, kemarin sudah ada SE (pemberitahuan) dari Sekda, bahwa mulai hari ini kita akan melakukan razia PSN, kata Ani.

Ia mengatakan, perbaikan dalam razia PSN 3M Plus perlu terus dilakukan seperti drainase, penutupan, daur ulang, dan kegiatan lain yang mencegah nyamuk Aedes aegypti berkembang biak dan menggigit di berbagai lingkungan. Secara spesifik ketujuh lingkungan tersebut meliputi rumah/tempat tinggal, lembaga pendidikan, perkantoran, ruang publik, tempat makan, sarana olah raga, dan fasilitas kesehatan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Konsumsi BBM Pertamina Melonjak, Pertamax Turbo Sentuh 90%
Next post Masa Kerja Hampir Usai, Simak 9 Menteri Jokowi yang Paling Tajir