Anak Jadi Pelaku Bullying? Psikolog: Orangtua Perlu Evaluasi Pengasuhan

Read Time:1 Minute, 57 Second

gospelangolano.com, Jakarta Perdebatan mengenai bullying kembali muncul setelah terjadi insiden di sebuah sekolah di kawasan Serpong, Tangerang Selatan. Psikolog Clinical Bullying Anissa Mega Radiani mengingatkan para orang tua agar jika anaknya melakukan kejahatan sebaiknya melakukan parenting assesment.

“Penting sekali untuk mengevaluasi bagaimana seseorang mengasuh atau berkomunikasi dengan anak,” kata Anissa.

Karena orang tua tidak tahu kalau anaknya melakukan kekerasan seperti pelaku intimidasi, artinya tidak ada komunikasi yang baik di sana, kata Anissa mengutip Antara.

Jika komunikasi berjalan dengan baik maka alasan anak melakukan bullying adalah karena orang tua dapat memperbaiki cara membesarkan dan berkomunikasi dengan anaknya.

Menurut Anisa, proses membimbing dan membantu anak bisa mencakup bantuan profesional jika diperlukan.

Katanya: Jika hubungan orang tua dan anak kurang baik, sebaiknya ada pihak ketiga seperti psikolog atau konselor sekolah yang bisa hadir untuk mediasi atau bantuan.

Orang tua juga didorong untuk meminta anak-anak mereka yang ditindas untuk mengambil tanggung jawab dan menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka.

Selain itu, menurut Anissa, orang tua juga harus bertanggung jawab atas perundungan yang dialami anaknya, sementara anak tetap berada dalam tanggung jawab dan perlindungannya.

“Penting bagi orang tua untuk mengetahui bahwa apa yang dilakukan anaknya adalah sebuah kesalahan yang harus dipertanggungjawabkan oleh anak atau mereka,” ujarnya.

Oleh karena itu, Anisa menekankan pentingnya pendidikan dan bimbingan yang tepat pada anak agar bullying tidak menjadi sebuah kebiasaan. Jika tidak dicentang, fitur ini akan tersedia seiring waktu.

“Karena kecenderungan untuk melakukan bullying tidak hanya terjadi di usia muda saja. Kalau dia tidak dihukum atas perbuatannya, dia merasa bisa melakukannya lagi dan lagi,” kata Anissa.

Anak-anak yang menjadi korban kekerasan juga memerlukan rehabilitasi mental. Untuk itu, seperti disampaikan psikolog klinis Afni Indrian, pelaku bullying sebaiknya mendapat terapi perilaku.

Dalam pesan singkat yang diperoleh Health gospelangolano.com pada Rabu, 21 Februari 2024, Afeni mengatakan, “Anak-anak yang melakukan bullying perlu mendapat pertolongan khusus dan tidak hanya menghadapi sanksi pidana tetapi juga mendapat terapi perilaku.

Menjelaskan pentingnya terapi perilaku bagi anak-anak yang menjadi korban perundungan, Afni mengatakan: “Hal ini karena kerusakan otak juga terjadi pada para pelaku perundungan.”

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Maranatha Bandung ini mengingatkan para orang tua yang anaknya menjadi korban kekerasan atau perundungan agar menemui psikolog atau psikiater untuk mencegah kerusakan otak anaknya semakin parah.

Bentuk dukungannya adalah bekerja sama dengan tenaga profesional untuk memberikan rehabilitasi mental agar kerusakan otak tidak bertambah parah, kata Afeni.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Berapa Lama Rata-rata Umur Hidup Orang Indonesia? Ternyata Sampai Angka Ini
Next post Awalnya Tak Mau Bongkar Aib, Kini Mantan Istri Blak-blakan Ungkap Kelakuan Kurnia Meiga