Alasan Platform Kitabisa Bikin Program Khusus untuk Orangutan di Kalimantan Barat

Read Time:1 Minute, 22 Second

KALIMANTAN BARAT – Kitabisa dikenal sebagai salah satu aplikasi penggalangan dana online terbesar di Indonesia. Baru-baru ini, mereka fokus membuat program konservasi orangutan di Kalimantan. Mengapa?

Vice President of Business, People and Operations Kitabisa, Edo Irfandi, menyebut hilangnya habitat mereka sebagai krisis yang mendesak.

“Orangutan kini menghadapi ancaman kepunahan akibat hilangnya habitat secara drastis, pembunuhan ilegal, dan kebakaran hutan,” kata Edo.

Indonesia juga menghadapi krisis ini, dimana antara tahun 1999 dan 2015 saja, Kalimantan kehilangan sekitar 148.500 orangutan.

“Hal yang paling mengkhawatirkan adalah diperkirakan 45.300 individu lainnya akan hilang pada tahun 2050 jika laju perusakan habitat terus berlanjut,” jelasnya.

Buatlah rumah untuk orangutan

Dalam menghadapi krisis hilangnya habitat yang semakin mendesak, Harpa (Harapan Alam), program konservasi Kitabisa bekerja sama dengan Sintang Orangutan Center (SOC), mengumumkan inisiatif “Rumah bagi Orangutan”.

Program yang berlangsung di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat ini dirancang untuk mengatasi tantangan yang dihadapi orangutan dan habitatnya melalui pendidikan dan reboisasi.

Harpa juga akan memberikan dukungan yang lebih luas, termasuk bantuan makanan dan pengobatan, serta perbaikan infrastruktur kandang di lokasi rehabilitasi orangutan SOC, sebagai bagian dari komitmen globalnya terhadap kesejahteraan orangutan.

Dalam upaya memerangi perusakan habitat orangutan di Kalimantan, HARPA dan SOC menempatkan pendidikan konservasi sebagai landasannya.

Sejak 18 Maret 2024, mereka memilih enam sekolah di Kabupaten Sintang yang lokasinya dekat kawasan konservasi sebagai pusat kegiatan pendidikan.

“Tujuannya jelas: meningkatkan kesadaran dan memperdalam pemahaman siswa terhadap tantangan yang dihadapi orangutan dan ekosistemnya,” kata Edo.

Program ini diharapkan tidak hanya memberikan informasi tetapi juga memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam upaya pelestarian lingkungan. “Siswa mendapatkan pendidikan komprehensif yang mencakup pembelajaran ekologi, dampak deforestasi dan pentingnya konservasi orangutan,” kata Hasudungan Pakpahan, presiden SOC Foundation.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Profil Yun Sung Bin, Atlet Skeleton yang Dirumorkan Berkencan dengan Jihyo TWICE
Next post Iklan Judi Online Dipastikan Hilang di Media Sosial X